Senin, 22 Februari 2010

Uji Kekuatan Kecambah Pada Media Pasir Malang

TEORI
Pasir malang adalah pasir yang berasal dari lava gunung berapi. Sifat pasir malang yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir malang menjadi ringan dan sangat porous. Pasir malang juga mampu “memegang” tanaman dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama bagi pekebun dan hobiis tanaman yang menyukai iklim dan media tanam kering seperti Adenium, Euphorbia dan Sansevieria.
Pasir malang yang paling baik, umumnya yang bertekstur halus dan seragam. Untuk itu sebelum digunakan, pasir malang sebaiknya disaring menggunakan saringan kawat untuk mendapatkan pasir malang yang seragam.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Untuk menghindari kegagalan, maka perlu di ketahui terlebih dahulu apakah biji atau benih tanaman budi daya yang akan di sebar di lapangan dapat berkecambah dengan baik dan dalam waktu yang memadai. Cara-cara yang dilakukan tersebut dikenal dengan uji daya kecambah benih. Suatu biji tumbuhan dapat berkecambah jika syarat-syarat berikut ini terpenuhi, Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji.
Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih nurni pada kondisi yang mengungtungkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji perkecambahan antara lain adalah :
a. Peralatan yang akan digunakan dalam pengujian seperti alat pengecambah benih, pinset, kaca pembesar dan lain-lain.
b. Jenis substrat yang digunakan pada pengujian seperti kertas, pasir dan tanah.
c. Kondisi yang serba optimum meliputi kelembaban, aerasi, temperatur dan cahaya.
d. Evaluasi kecambah yang meliputi benih yang tumbuh dengan normal, abnormal dan benih mati.
e. Perlakuan pemecahan dormansi (bila diperlukan). Untuk benih-benih yang memiliki masa dormansi yang cukup panjang.

3. Alat dan Bahan
Alat : baki kecil yang tidak berlubang, mangkuk kecil, pengaduk, alat tulis, kertas, handsprayer, kertas label.
Bahan : Pasir Malang, Air, Fungisida, Benih yang akan dikecambahkan (padi, jagung, kacang ijo, kacang tanah



4. Prosedure Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Memasukkan pasir ke dalam bak
c. Mengaduk pasir tersebut dengan menambahkan air
d. Memberi fungisida
e. Menanam benih yang akan dikecambahkan
f. Memberi tutup kaca
g. Melakukan pengamatan selama 1 minggu

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2010 pada pukul 11.00 s.d. selesai. Dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri Jember.

6. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari perkecambahan benih padi pada proses uji perkecambahan menggunakan pasir malang pada benih padi tidak ada benih padi yang berkecambah dalam perlakuan pertama dan pada perlakuan kedua ada muncu 2 kecambah padi tapi itu juga hasilnya tidak optimal karena kecambahnya masih kecil hanya muncul sedikit saja.

B. Pembahasan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel atau dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubhan bentuk dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan perkecambahan. Jadi, perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimiawi. Pada proses fisika terjadi ketika biji menyerap air akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Pada proses kimia, dengan masuknya air biji mengembang dan kulit biji akan pecah . Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin. Hormon ini mendorong aleuron (laoisan tipis bahian luar endosperma) untuk mensinetsis dan mngeluarkan enzim. Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air, misalnya enzim amilase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman. Macam perkecambahan yaitu perkecambahan di atas tanah (epigeal) dan perkecambahan di bawah tanah (hipogeal).Benih bermutuh ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. benih berkualits unggul memiliki daya tumbuh yang lebih dari 95% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (a), memiliki viabilitas atau dapat mempetahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik ( berkecambah , tumbuh dengan normal, merupakan tanaman yang menghasilkan benih yang matang). (b), Memiliki kemurnian (Tueness seeds), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain dan terbebas pula dari biji herba serta hama dan penyakit. Benih yang bermutu dapat diuji dengan daya kecambah. Daya kecambah dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio, suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. yang dimaksud dengan kemampuan tumbuh secara normal yaitu dimana perkecambahan benih tersebut menunjukkan kemampuan untuk tumbuh yang baik dan normal.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih :
1. Genetik
2. Tingkat kemasakan --> Waktu panen
3. Kondisi lingkungan selama perkembangan benih
- temperatur dan kesediaan air --> benih bit gula selama periode pemasakan benih pada kondisi suhu 35 oC lebih cepat perkecambahannya dibanding suhu 30 oC
- Kesuburan tanah
4. Ukuran dan Densitas benih
5. Kerusakan mekanik --> mempengaruhi daya kecambah dan daya simpan benih
6. Umur dan tingkat kemunduran
7. Serangan mikroorganisme selama penyimpanan
8. suhu rendah selama imbibisi, (semsilomba, 2008).
Proses penggunaan pasir malang sebaiknya menghindari penggunaan pasir malang yang berukuran besar dan bertekstur sangat kasar. Selain relatif lebih sulit untuk mengaturnya di dalam pot, pasir malang kasar juga beresiko melukai akar dan batang tanaman, sehingga bisa menyebabkan kebusukan. Disamping itu pasir malang yang besar dan kasar juga kurang indah dipandang mata. Kelemahan lain dari penggunaan pasir malang adalah sangat miskin unsur hara, sehingga pemupukan teratur menjadi suatu keharusan, untuk mencegah tanaman kekurangan unsur hara.
Padi merupakan tanaman yang tumbuh diatas permukaan tanah dengan kapasitas air yang tercukupi atau kelembaban terjaga. Sehingga dalam uji kedalaman ini benih padi tidak mampu tumbuh karena benih padi mempunyai bentuk yang kecil sehingga kemampuan tumbuh dalam kedalaman sangat kurang, dan padi biasanya tumbuh ditanah yang gambut dan memerlukan unsure hara yang banyak sehingga pada uji kecambah menggunakan Pasir Malang tidak ada pertumbuhan.

Galery Kuljar

Kultur Jaringan Tanaman

Kultur jaringan tanaman adalah salah satu pendekatan budidaya pertanian yang sudah berpijak pada konsep ’how to created’ yang melengkapi serta memungkinkan peningkatan efektivitas dan produktivitas cara-cara bertanam tradosional dan konversional. Jadi kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menajdi tanaman lengkap. Sifat totipotensi menunjukkan setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuh tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.

Minggu, 21 Februari 2010

wah...ni suasana dimana saat-saat awal kita kul di Jember...gak ada dosen atau nunggu dosen kita harus tetep semangat buat kuliah apalagi anak-anak kutur jaringan tanaman seru abiz....!!!

Rabu, 17 Februari 2010


BroMO...Daerah JAWA TIMUr...!!!Seru....Asyik...Menyenangkan...Walaupun ada Kesalahpahaman...!!!
hari itu tak akan kulupakan seumur hidupku,,dimana kumenemukan sebuah kehidupan yang benar-benar nyata dan aku menemukan cintaku...!!!

Kamis, 11 Februari 2010

Perbanyakan Tanaman Jati secara Invitro

ABSTRAK
Desi Ratnawati, NIM K4207190, judul laporan “PRODUKSI BIBIT JATI (Tectona grandis Linn.F.) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN DI LABORATORIUM SERVICES DAN DI LABORATORIUM BrMC SEAMEO BIOTROP - BOGOR” Dibawah bimbingan Ir. Heru Sugito, MP
Kultur jaringan tanaman jati ( Tectona grandis ) pada umumnya merupakan tanaman hutan yang tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar didalam hutan bersama jenis tanaman lainnya dan tanaman jati sangat berprospek tinggi, tanaman jati termasuk tanaman mewah. Tujuan dari praktek kerja lapang yaitu membentuk sikap disiplin bagi mahasiswa, mengetahui secara langsung kegiatan yang dilakukan pada industri, mengaplikasikan teori yang didapat.
Tempat pertama dilaksanakan di Tissue Culture – Services Laboratory, SEAMEO BIOTROP yang terletak di Jl. Raya Tajur Km 6, PO BOX 116, Bogor Jawa Barat, Indonesia. Praktek kerja lapangan dilaksanakan selama ± 3 bulan yaitu mulai tanggal 15 Oktober s.d. 28 November 2008 . Tempat kedua di Laboratorium BrMC – Seameo Biotrop dilaksanakan di komplek SEAMEO BIOTROP Jl. Raya Tajur KM 6, PO BOX 116, Bogor Jawa Barat, Indonesia. Pelaksanaan Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 01 Desember s.d. 13 Februari 2009.
Praktek Kerja Lapang diawali dengan orientasi, abservasi, adaptasi, dan pelaksanaan PKL dengan beberapa kegiatan yang dilakukan di tempat industri yaitu penyiapan laboratorium, sterilisasi alat, pembuatan media, penyiapan eksplan, sterilisasi eksplan, penanaman eksplan, subkultur multipikasi tunas, dan aklimatisasi.
Hasil yang dilakukan di dua tempat industri adalah semua kegiatan produksi perbanyakan tanaman seperti jati, pisang, tanaman hias, dan penelitian perbanyakan tanaman singkong secara kultur jaringan yang dilakukan di Laboratorium kultur jaringan BrMC. Proses produksi jati secara kultur jaringan prosedur kerjanya diawali dengan pembuatan media stok, pembuatan media tanam, sterilisasi eksplan, subkultur, aklimastisasi dan pemeliharaan. Antara laboratorium kultur jaringan di seameo biotrop dan laboratorium BrMC – Biotrop memiliki prosedur kerja yang sama.
Kegiatan yang dilakukan selama PKL merupakan kegiatan untuk memenuhi persyaratan akademik, dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman yang banyak khususnya dibidang kultur jaringan.